Spot Mancing di Cianjur Yang ikannya Banyak dan Keren Banget

Mancing di Cianjur - Sudah lama berlalu selesai trip mancing ke Cianjur kembali kami kerjakan. Tetapi trip sederhana ke kota kecil di Jawa Barat ini tidak selekasnya memperoleh tempat di situs (blog) sederhana ini karna beragam hal. Sakit mendadak menimpa buat ‘pelaporan’ trip ini jadi tersendat karna saya mesti bergulat dengan fisik yang mendadak terjun bebas ke titik rendah licin serta beresiko. Tetapi puji Tuhan saat ini semuanya nyaris kembali normal. Tuhan sudah kembali berikan saya kemampuan untuk kembali bekerja serta kembali menulis.

Spot Mancing di Cianjur Yang ikannya Banyak dan Keren Banget

Mancing ke Cianjur yaitu mancing dengan keinginan penuh pada ikan-ikan kecil. Hal yang tidak semuanya pemancing dapat terima. Disini kita memanglah tidak dapat mengharapkan menangkap ikan air tawar memiliki ukuran besar. Walau sesungguhnya mungkin saja saja berlangsung, tetapi tingkat peluangnya begitu tidak tebal mengingat sama dengan daerah beda di Pulau Jawa, perairan tawar di Cianjur juga sudah alami desakan lingkungan yang hebat mulai sejak lama.

Sudah sekian kali kami datang ke Cianjur, terlebih ke waduk maupun danau air tawar di daerah ini, tetapi semua senantiasa merasa berlainan serta istimewa hingga kami senantiasa terasa begitu nyaman. Mungkin saja karna di Cianjur kita senantiasa berjumpa dengan beberapa muka ramah yang demikian senang dengan hadirnya kami. Dalam trip kesempatan ini, kami berusaha untuk memperkaya nuansa mancing yang kami peroleh di daerah ini. Sungai Cisokan jadi tujuan pertama dengan tujuan ikan-ikan lalawak serta keting (ikan Gerang). Tempat ke-2 yaitu sungai kecil di Desa Cipeuyeum dengan tujuan ikan beunteur (paray/wader/lunjar), udang air tawar serta ikan betok. Sedang tempat paling akhir yaitu Jangari dengan tujuan ikan-ikan nila.

Patin-patin Sungai Cisokan 

Sungai Cisokan yaitu anak Sungai Citarum. Banyak yang salah mengatakannya dengan Sungai Citarum karena sangat besarnya. Letaknya di daerah Ciranjang, 20 menit dari kota Cianjur. Sungai Citarum sesungguhnya juga tidak jauh letaknya dari sini, tetapi keadaannya berlainan. Bila Citarum begitu lebar tetapi sepi, Sungai Cisokan sempit tetapi lebih ramai dengan kesibukan beberapa pemancing, penjaring ikan, serta warga yang melancong memakai perahu serta rakit bambu. Sungai ini terkecuali tersambung dengan Citarum juga tersambung dengan Waduk Cirata, tempat budidaya ikan air tawar paling besar di Jawa Barat, hingga tidak heran di Sungai Cisokan beberapa penjaring ikan seringkali berpesta ikan-ikan memiliki ukuran monster terlebih untuk spesies ikan patin. Darimana asal ikan ini terkecuali dari keramba-keramba ikan yang bocor di Waduk Cirata?

Tetapi tujuan paling utama kami tempo hari itu tidaklah ikan-ikan patin yang ‘kabur’ dari keramba itu. Tujuan paling utama kami di Sungai Cisokan malah ikan-ikan mungil tetapi menantang ketekunan serta tehnik mancing kita, yaitu ikan lalawak serta ikan keting (gerang). Ikan lalawak yaitu spesies yang disebut ‘sepupu’ ikan tawes tetapi ukurannya lebih kecil sekali lagi. Ikan keting sesungguhnya tidak menantang sekalipun karna ikan ini sesungguhnya begitu gampang dipancing. Umpan yang kami pakai dalah umpan yang dimaksud kleper. Binatang ini hidup di busa-busa sampah yang terendam air (kami mengorder busa sampah ini dari Jangari), serta memiliki bentuk seperti binatang orong-orong. Orong-orong yaitu binatang yang kerjanya mem-buldoser tanah untuk sarangnya. Sedikit susah menerangkannya terlebih saya juga lupa memphotonya.

Spot Mancing di Cianjur Yang ikannya Banyak dan Keren Banget

Dengan semangat tinggi tidak mudah menyerah hujan menimpa deras meskipun tidak menghambat kemauan kami di Sungai Cisokan. Memanglah tidak gampang untuk berpesta strike disini. Sampai lewat tengah hari kami cuma berhasil strike sebagian ikan keting, satu ekor lalawak, serta satu ekor ikan beunteur paray (wader pari atau lunjar pari). Hanya satu kegemparan sepanjang sebagian jam di sungai ini cuma satu hal, yaitu waktu Kang Asep, rekanan mancing paling baik kami di Cianjur, berhasil memperoleh strike dari seekor ikan patin (Pangasius hypothalamus) jumbo waktu dia iseng mancing dengan umpan geleng (kombinasi daging tuna yang diawetkan, makanan anak-anak chiki, serta kuning telur bebek).

Strike ikan patin ini betul-betul diluar perhitungan kami. Misal kami ketahui kalau banyak ikan patin besar disini, pastinya kami juga akan membawa perangkat spinning serta umpan untuk ikan-ikan patin, serta bukannya membawa full set perangkat tradisionil super light tackle untuk ikan-ikan seukuran jari tangan. Sebelumnya pulang kami juga disajikan tontonan ‘edan’ waktu dua orang warga Cianjur yang pulang dari menjaring ikan, membawa 3 ekor patin memiliki ukuran monster hasil menjaring ikan di satu diantara tubuh sungai. Misal saja dari awal mulanya kami ketahui kalau disini banyak ikan patin jumbo begini, pasti beberapa photo yang juga akan saya pajang di sini tidaklah ikan-ikan memiliki ukuran liliput!

Betok Tidak Bisa, Beunteur serta Udang Juga Jadi 

Hari selanjutnya kami geser spot menuju ke satu sungai kecil di Desa Cipeuyeum, masih tetap di daerah Ciranjang juga. Tujuannya mencari ikan betok (bethik/pepuyu/climbing gouramy atau Anabas testudineus) serta atau ikan beunteur (ikan family Cyprinidae), udang sungai serta atau ikan apa sajakah yang mungkin saja dapat dipancing dengan perangkat tradisionil. Umpan geleng kembali jadi andalan kami sepanjang disini. Kami sesungguhnya coba hindari ikan-ikan beunteur, karna ikan-ikan ini sempat kami pancingi di Desa Cibiuk sekian waktu lalu, serta sempat juga disiarkan di Mancing Mania Trans 7. Tetapi rupanya ikan-ikan betok sebagai alternatif paling utama kami telah sulit diperoleh di daerah ini. Pada akhirnya ikan beunteur kembali jadi tujuan paling utama kami. Akhirnya sampai makan siang tidak kurang dari 40-an ekor ikan berhasil kami pancing. Juga sebagian udang air tawar seukuran jari.

Kami bahkan memperoleh ikan jeler (Nemacheilus spiniferus) yang sudah mulai langka. Serta anehnya, walau pada akhirnya kami kembali mancing ikan-ikan beunteur, keceriaan tidak juga pergi dari sekitaran kami karna selama seharian kami dikerubuti rombongan fans yang mengagumkan banyak jumlahnya (anak-anak kecil), dan karna nasi liwet serta sambal pedas ciri khas Cianjur menyongsong kami di ujung acara mancing ini. Benar-benar, saya belum juga sempat rasakan nasi liwet seenak di Cianjur ini! Terlebih ditambah dengan ikan beunteur yang digoreng garing!

Memburu Strike di Tepi Keramba Jangari 

Keeseokan harinya kami segera tancap gas ke Jangari. Sesungguhnya ini yaitu satu desa didalam ‘kompleks’ Waduk Cirata. Jangari yaitu tempat budidaya ikan-ikan air tawar paling besar di Jawa Barat. Dari tempat berikut ikan-ikan air tawar hasil budidaya beberapa petani ikan lalu disebarkan ke beragam daerah di Jawa Barat serta Jakarta. Jadi usah bingung sekali lagi pikirkan dari tempat mana ikan-ikan air tawar yang berada di meja makan Anda berasal, nyaris bisa di pastikan itu datang dari Jangari. Kami kembali membawa joran-joran tradisionil ciri khas Cianjur yang dimaksud jeujeur itu. Tetapi kesempatan ini bukanlah type super light tackle seperti untuk ikan beunteur.

Jeujeur yang kami bawa kesempatan ini lebih kaku serta pendek spesial untuk ikan nila (Oreochromis niloticus). Namun janganlah salah, kami tidak tengah menginginkan mancing didalam keramba. Terlebih kami juga tidak miliki keramba ikan di sini? Haha! Kami juga akan mancing di sekitaran keramba, tetapi umpan dijatuhkan diluar keramba. Jadi tetaplah mancing di perairan umum. Di Jangari banyak ikan-ikan budidaya yang maju ke perairan umum. Nah, ikan-ikan yang lolos dari keramba ikan berikut yang juga akan kami pancing. Macamnya bermacam, ada ikan nila, ikan mas, serta bahkan juga ikan patin dapat juga kita temui. Tetapi kami juga akan konsentrasi pada satu spesies saja yaitu ikan nila. Oleh karena itu umpan yang kami bawa dari Cianjur hanya lumut (jukut) saja. Umpan paling ampuh untuk ikan nila.

Spot Mancing di Cianjur Yang ikannya Banyak dan Keren Banget

Keramba yang kami tumpangi untuk mancing ikan nila ini yaitu keramba ikan punya Kama, rekanan Kang Asep kawan kami. Kang Asep sudah kenal dekat dengan Kama, hingga kami bisa leluasa numpang di pinggir keramba kepunyaannya untuk mancing. Kami lantas menebar di titik-titik paling mungkin dengan semasing membawa satu baskom atau satu ember lumut plus sebagian perangkat mancing. Untuk ikan nila, mata pancing yang kita pakai umumnya yang memiliki ukuran nomor 4 dengan tali 4 pounds. Jeujeur yang kami pakai tidak ada kelasnya, tetapi kurang lebih ukurannya 6-10 pounds (maksimum). Karna jujur saja ini yaitu mancing ngomset, mencari lauk pauk, terkadang satu orang pemancing dapat membawa 10 joran sekalian serta dipasang berjejer di tempatnya. Saya cuma membawa satu joran saja serta akhirnya juga tidak jelek karna berhasil strike 7 ekor ikan nila! Walau sebenarnya ini yaitu trip mancing ikan nila pertama saya ke Jangari.

Tetapi strike tidak datang demikian saja, dengan tehnik spesifik, ikan-ikan nila mesti kita undang dulu ke spot kita lewat cara memercikkan air berulang-kali atau mengguyur tepian keramba dengan air. Ini yaitu tipuan seolah-olah tempat itu tengah ditebari makanan. Serta umumnya, langkah tersebut begitu efisien menghadirkan ikan-ikan nila berkumpul di titik tempat kita. Pertanda cukup hanya mencermati gelembung-gelembung air yang mendekat ke sekitaran kita. Serta memanglah langkah tersebut cukup efisien. Sampai senja tidak kurang dari 50 ekor ikan nila serta ikan mas kami peroleh! Lebih dari cukup untuk satu acara mancing nebeng di keramba orang?!

Serta karna semuanya memakai joran-joran lentur ciri khas Cianjur. Tiap-tiap strike ikan nila, terlebih bila ukuran ikannya setelapak tangan, sensasi strikenya telah seperti menarik ikan-ikan monster di laut dalam. Mendebarkan serta ramai. Nyatanya keceriaan serta kenikmatan mancing dapat kita peroleh dimanapun. Dari trip memiliki biaya beberapa puluh juta /hari ke pelosok negeri yang jauh, atau dari trip mancing nebeng di keramba orang seperti di Cianjur ini. Salam!